Kursus Masak di Laboratorium Praktik Tristar Institute
Chef Masario Ajarkan Teknik Masak Rawon Nguling, Aneka
Soto, Pesmol dan Pepes Ikan Gurami
LABORATORIUM Praktik Tristar Institute Jl Raya Jemursari No. 234 Surabaya, ketempatan
untuk menggelar kursus masak membuat Rawon
Nguling, Aneka Soto (Soto Lamongan, Soto Madura dan Soto Banjar),
Pesmol Ikan dan Pepes Ikan Gurami pada Kamis (17/11/2016) siang, pekan lalu.
Kursus masak yang dibimbing langsung oleh Masario
Wahyu Saputro, SKG sebagai instrukturnya. Chef
Masario, sapaan akrabnya, dibantu seorang asisten, Ferdianto. Kursus masak
tersebut diikuti empat orang peserta yang datang dari Pesantren At-Thohiriyah
Al-Fadiliyah (Yathofa) Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Empat orang peserta kursus tersebut adalah H.M. Sadli, Parhiah, Yuliana Sari dan
Linawati Devi. Pelatihan masak rawon Nguling, aneka soto, pepes ikan dan
pesmol ikan gurami di Laboratorium Praktik Tristar Institute ini dibiayai H.
Fadli Fadel Thohir, Ketua Yayasan Pondok Pesantren At-Thohiriyah Al-Fadiliyah
(Yathofa), Lombok Tengah NTB.
Pesantren tersebut selain mendidik 500-an
santri, juga mengelola Rumah Sakit (RS) Yathofa dan kawasan wisata (hotel,
restoran dan pemandian) di Kembangseri Lombok Timur Nah, sebelum pembangunan
kawasan wisata terpadu itu rampung, dirinya disekolahkan dulu untuk belajar
masak kepada ahlinya di sini.
”Materi pelatihan di Tristar Institute yang
kami ikuti selain praktik noodle making
dan aneka ayam goreng, juga diajari memasak rawon, aneka soto, pepesan ikan
laut, aneka mie goreng dan nasi goreng selama empat hari berturut-turut,” kata
H.M. Sadli kepada kru www.culinarynews.info di sela praktik
masak rawon, Kamis (17/11/2016).
Saat ini, dirinya dan tiga rekannya dipercaya
mengelola kantin di RS Yathofa milik H. Fadli Fadel Thohir. Menu makanan di
kantin itu sebagian besar merupakan masakan khas Lombok. Sehabis belajar masak
di sini, pihaknya akan menambah ragam menu di kantin sehingga konsumen punya
lebih banyak pilihan.
”Nantinya menu-menu baru ini juga kami
aplikasikan di restoran yang akan dibuka di kawasan wisata Kembangseri Lombok
Timur, seperti harapan Ketua Yayasan Pondok Pesantren At-Thohiriyah
Al-Fadiliyah (Yathofa), Lombok Tengah, NTB,” terang H. Sadli di dampingi
Parhiah, Yuliana Sari dan Linawati Devi.
Mereka antusias mendengarkan penjelasan dari chef Masario mulai pengenalan bahan dan
bumbu-bumbunya, peralatan masak hingga teknik pengolahan daging sapi (khusus
untuk rawonan) dan bumbu untuk membuat rawon Nguling.
Rawon Nguling punya ciri utama dagingnya
berwarna gelap dengan kuah bumbunya yang hitam kental. Rawon Nguling biasanya
dihidangkan dengan krupuk udang, telur asin dan tempe goreng. Tidak lupa sambal
terasi dan kecambah (taoge) pendek melengkapi sajian rawon tersebut.
”Ketenaran rawon Nguling (Probolinggo) ini
juga kami akui. Oleh karena itu, kami pun tertarik belajar membuat rawon
Nguling yang sudah kesohor di mana-mana dan ingin memboyong resep masakan
tersebut ke Lombok,” ungkap H. Sadli kepada kru www.culinarynews.info, Kamis (17/11/2016).
Begitu pula dengan soto Madura. Nah, untuk membuat soto Madura, yang maknyus, maka dipilihlah daging sapi dan
jeroannya –hati, paru, babat dan usus yang bagus. Untuk memasak soto Madura,
daging dan jeroan direbus sampai empuk bersama kuahnya. Selanjutnya daging dan
jeroan itu diangkat dan dipotong-potong.
Tidak hanya itu, peserta kursus juga
diajarkan cara mengolah daging ayam untuk membuat soto Lamongan dan soto Banjar.
Meski sama-sama menggunakan daging ayam, antara soto Lamongan dengan soto
Banjar ada perbedaannya.
Dalam penyajian, misalnya, kalau soto Banjar
daging ayamnya disuir-suir dan dilengkapi dengan perkedel, sedangkan soto Lamongan dagingnya
diiris tipis-tipis ditambah koya (bubuk dari krupuk udang yang sudah
dihaluskan).
Selain praktik membuat rawon Nguling dan
aneka soto, chef Masario juga
membekali peserta kursus dari Lombok Tengah tersebut dengan praktik masak membuat
pepes ikan gurami dan pesmol ikan gurami yang bisa membuat lidah Anda
bergoyang.
Teknik masak pepes dengan pesmol ikan gurami
juga berbeda. Kalau membuat pepes, ikan gurami segar yang sudah dibersihkan,
ditaruh di atas daun pisang, dikasih bumbu, kemudian ikannya dikukus sampai
matang, baru disajikan.
Sedangkan pesmol, ikan guraminya digoreng
lebih dulu dan bumbunya dibuat terpisah. Untuk penyajian pesmol, ikan gurami
yang sudah matang ditaruh di piring ceper, baru bumbunya diguyurkan di atas ikan
tersebut.
Nah, Anda tertarik dengan kursus wirausaha di
Laboratorium Praktik Tristar Institute, silakan menghubungi Tim Front Office (FO) Akpar Majapahit Jl Raya Jemursari No. 244 Surabaya, Telp.
(031) 8433224-25, sekarang juga. (ahn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar