KURSUS TRISTAR
Jalan Raya Jemursari No 244 Surabaya
Telp : 031-8418404, WA : 081234506352

Pages

Perm. Prapen Indah Blok J5

Kamis, 08 Desember 2016

Chef Masario Ajarkan Teknik Masak Rawon Nguling, Aneka Soto, Pesmol dan Pepes Ikan Gurami

Kursus Masak di Laboratorium Praktik Tristar Institute

Chef Masario Ajarkan Teknik Masak Rawon Nguling, Aneka Soto, Pesmol dan Pepes Ikan Gurami
LABORATORIUM  Praktik Tristar Institute Jl  Raya Jemursari No. 234 Surabaya, ketempatan untuk menggelar kursus masak membuat Rawon Nguling, Aneka Soto (Soto Lamongan, Soto Madura dan Soto Banjar), Pesmol Ikan dan Pepes Ikan Gurami pada Kamis (17/11/2016) siang, pekan lalu.

Kursus masak yang dibimbing langsung oleh Masario Wahyu Saputro, SKG sebagai instrukturnya. Chef Masario, sapaan akrabnya, dibantu seorang asisten, Ferdianto. Kursus masak tersebut diikuti empat orang peserta yang datang dari Pesantren At-Thohiriyah Al-Fadiliyah (Yathofa) Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Empat orang peserta kursus tersebut adalah H.M. Sadli, Parhiah, Yuliana Sari dan Linawati Devi. Pelatihan masak rawon Nguling, aneka soto, pepes ikan dan pesmol ikan gurami di Laboratorium Praktik Tristar Institute ini dibiayai H. Fadli Fadel Thohir, Ketua Yayasan Pondok Pesantren At-Thohiriyah Al-Fadiliyah (Yathofa), Lombok Tengah NTB.
Pesantren tersebut selain mendidik 500-an santri, juga mengelola Rumah Sakit (RS) Yathofa dan kawasan wisata (hotel, restoran dan pemandian) di Kembangseri Lombok Timur Nah, sebelum pembangunan kawasan wisata terpadu itu rampung, dirinya disekolahkan dulu untuk belajar masak kepada ahlinya di sini.
”Materi pelatihan di Tristar Institute yang kami ikuti selain praktik noodle making dan aneka ayam goreng, juga diajari memasak rawon, aneka soto, pepesan ikan laut, aneka mie goreng dan nasi goreng selama empat hari berturut-turut,” kata H.M. Sadli kepada kru www.culinarynews.info di sela praktik masak rawon, Kamis (17/11/2016).
Saat ini, dirinya dan tiga rekannya dipercaya mengelola kantin di RS Yathofa milik H. Fadli Fadel Thohir. Menu makanan di kantin itu sebagian besar merupakan masakan khas Lombok. Sehabis belajar masak di sini, pihaknya akan menambah ragam menu di kantin sehingga konsumen punya lebih banyak pilihan.
”Nantinya menu-menu baru ini juga kami aplikasikan di restoran yang akan dibuka di kawasan wisata Kembangseri Lombok Timur, seperti harapan Ketua Yayasan Pondok Pesantren At-Thohiriyah Al-Fadiliyah (Yathofa), Lombok Tengah, NTB,” terang H. Sadli di dampingi Parhiah, Yuliana Sari dan Linawati Devi.
Mereka antusias mendengarkan penjelasan dari chef  Masario mulai pengenalan bahan dan bumbu-bumbunya, peralatan masak hingga teknik pengolahan daging sapi (khusus untuk rawonan) dan bumbu untuk membuat rawon Nguling.
Rawon Nguling punya ciri utama dagingnya berwarna gelap dengan kuah bumbunya yang hitam kental. Rawon Nguling biasanya dihidangkan dengan krupuk udang, telur asin dan tempe goreng. Tidak lupa sambal terasi dan kecambah (taoge) pendek melengkapi sajian rawon tersebut.
”Ketenaran rawon Nguling (Probolinggo) ini juga kami akui. Oleh karena itu, kami pun tertarik belajar membuat rawon Nguling yang sudah kesohor di mana-mana dan ingin memboyong resep masakan tersebut ke Lombok,” ungkap H. Sadli kepada kru www.culinarynews.info, Kamis (17/11/2016).
Begitu pula dengan soto Madura.  Nah, untuk membuat soto Madura, yang maknyus, maka dipilihlah daging sapi dan jeroannya –hati, paru, babat dan usus yang bagus. Untuk memasak soto Madura, daging dan jeroan direbus sampai empuk bersama kuahnya. Selanjutnya daging dan jeroan itu diangkat dan dipotong-potong.
Tidak hanya itu, peserta kursus juga diajarkan cara mengolah daging ayam untuk membuat soto Lamongan dan soto Banjar. Meski sama-sama menggunakan daging ayam, antara soto Lamongan dengan soto Banjar ada perbedaannya.
Dalam penyajian, misalnya, kalau soto Banjar daging ayamnya disuir-suir dan dilengkapi dengan  perkedel, sedangkan soto Lamongan dagingnya diiris tipis-tipis ditambah koya (bubuk dari krupuk udang yang sudah dihaluskan).
Selain praktik membuat rawon Nguling dan aneka soto, chef Masario juga membekali peserta kursus dari Lombok Tengah tersebut dengan praktik masak membuat pepes ikan gurami dan pesmol ikan gurami yang bisa membuat lidah Anda bergoyang.
Teknik masak pepes dengan pesmol ikan gurami juga berbeda. Kalau membuat pepes, ikan gurami segar yang sudah dibersihkan, ditaruh di atas daun pisang, dikasih bumbu, kemudian ikannya dikukus sampai matang, baru disajikan.
Sedangkan pesmol, ikan guraminya digoreng lebih dulu dan bumbunya dibuat terpisah. Untuk penyajian pesmol, ikan gurami yang sudah matang ditaruh di piring ceper, baru bumbunya diguyurkan di atas ikan tersebut.
Nah, Anda tertarik dengan kursus wirausaha di Laboratorium Praktik Tristar Institute, silakan menghubungi Tim Front Office (FO) Akpar Majapahit Jl Raya Jemursari No. 244 Surabaya, Telp. (031) 8433224-25, sekarang juga. (ahn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar