Membuat Wine Bersama Lidya Nursanti, Instruktur Akpar
Majapahit
Peserta Pelatihan
Diajarkan Membuat Wine dari Buah Jambu Merah, Jambu Putih, Nanas, Durian dan
Madu
ANGGUR
atau populernya disebut wine adalah minuman beralkohol yang
dibuat dari sari anggur jenis Vitis vinifera yang biasanya
hanya tumbuh di area 30 hingga 50 derajat lintang utara dan selatan.
Selain
buah anggur, wine juga bisa dibuat dari buah apel, nanas, beras, madu dan jahe
merah, seperti yang sukses diujicoba di Laboratorium Teknologi Pangan Akpar
Majapahit, Februari 2015 silam. Anggur yang dibuat dari non buah anggur disebut
fruit wine.
Selanjutnya, giliran mahasiswa Akpar Majapahit yang
mengambil program Advanced Culinary Class dan S1 Teknologi Pangan diajarkan
cara membuat anggur (wine) selama
sepekan mulai Senin (14/10/2015) sampai Sabtu (17/10/2015) oleh Chef Yuda
Agustian dan Lidya Nursanti AMd. Par., instruktur dari Akpar Majapahit.
Selain
mengajarkan teori dan praktik membuat anggur kepada mahasiswa Advanced Culinary
Class dan S1 Teknologi Pangan, pihaknya juga memberi pelatihan secara privat
kepada masyarakat yang berminat belajar membuat anggur (wine) yang enak dan bercitarasa tinggi untuk usaha rumahan.
”Pada
3 Oktober 2015 lalu, misalnya, saya dibantu Indah Fitriana ST mengajarkan
pelatihan membuat essence anggur untuk perjamuan gereja secara private yang
diikuti Yolanda Molina Lieniena dan Liem Pang Kiong, warga Karang Empat Besar
Surabaya,” kata Santi sapaan akrab Lidya Nursanti.
Anggur
untuk perjamuan gereja itu bukan 100 persen dibuat dari hasil fermentasi buah
anggur melainkan dibuat dari essence anggur yang ditambah alkohol 5 persen.
Citarasa anggur oplosan itu tentu saja kalah jauh dengan wine dari fermentasi buah anggur.
Kali
ini, Lidya Nursanti AMd.Par., kembali dipercaya untuk sharing ilmu dengan Tirto Santoso, peserta kursus privat membuat
lima resep fruit wine dari buah jambu
merah, jambu putih, nanas, buah durian dan madu. Buah-buahan itu dibawa
sendiri oleh Tirto Santoso dari kebunnya di daerah Trawas, Kabupaten Mojokerto,
sedangkan madu (royal jelly) yang akan
diolah menjadi wine madu disediakan oleh pihak Akpar Majapahit.
Tirto
Santoso datang ke Surabaya bersama istri dan putra tunggalnya untuk mendalami
proses pembuatan fruit wine, yang
sukses diuji coba di laboratorium Akpar Majapahit, Sehingga, dirinya tertarik
untuk menyodorkan buah jambu merah, jambu putih, nanas dan durian yang dipetik
dari kebun yang dikelolanya di daerah Trawas diolah menjadi fruit wine yang enak rasanya,
menyegarkan badan bila dikonsumsi dan bernilai ekonomi tinggi di pasaran.
”Nah,
jika rencana ini membuahkan hasil yang positif, maka panen buah-buahan yang
melimpah dari kebun saya di Trawas sebagian akan diolah menjadi fruit wine yang punya added value (nilai tambah) secara
ekonomi daripada dijual dalam bentuk segar lewat tengkulak atau pengepul,”
terang Tirto, disela-sela pelatihan membuat fruit
wine di Laboratorium Teknologi Pangan Akpar Majapahit Jl Raya Jemursari 234
Surabaya, Rabu (17/02/2016) siang.
Dalam
kesempatan itu, Santi mengatakan, bahan untuk praktik membuat pineapple wine (wine nanas), misalnya, terdiri dari 1 kg buah nanas yang sudah
dibersihkan kulitnya, 2,0 liter air, 350 gr gula pasir dan 3 gr active dry
yeast (ragi) atau di pasaran dikenal dengan fermipan.
Sementara
itu bahan untuk membuat royal jelly wine
(wine madu) adalah 0,65 liter madu, 1,0 liter air dan 3 gr active dry yeast.
Pihaknya juga memanfaatkan bahan penolong untuk praktik membuat fruit wine, yakni ¼ sendok makan alpha amylase dan ¼ sendok makan betha amylase.
Masih
menurut Santi, enzim alpha amylase dan betha amylase ini berguna untuk
memperlambat proses penguraian rantai makanan sehingga tidak cepat menjadi
bubur, terutama wine yang berasal dari beras.
”Pada
prinsipnya semua buah bisa difermentasi. Tetapi, ada beberapa buah yang
mengandung tepung. Nah, untuk mendukung proses fermentasinya dalam proses
pembuatan anggur maka perlu bantuan enzim alpha
amylase dan betha amylase,”
terang Santi kepada kru www.culinarynews.info.
Sementara itu untuk minuman anggur dibuat melalui fermentasi gula yang ada di dalam buah anggur maka
orang bisa mengenal beberapa jenis minuman anggur yaitu Red Wine, White
Wine, Rose Wine, Sparkling Wine, Sweet Wine, dan Fortified
Wine:
1. Bahan
dan Alat yang digunakan dalam Fermentasi (Anggur)
- a. Bahan yang digunakan
Wine
telah diproduksi selama berabad-abad hanya dari dua bahan sederhana: ragi, dan
juice (anggur). Sesungguhnya, hampir semua juice buah dapat digunakan, tetapi
sejauh ini sebagian besar wine dibuat dari juice (anggur) atau jenis buah-buahan
yang lain.
Buah
yang baik untuk digunakan dalam pembuatan wine apabila mengandung asam-asam
seperti asam tartart, malat dan sitrat. Asam tartart adalah antioksidan dan
menghasilkan rasa asam. Asam malat juga dikenal sebagai asam buah terutama pada
apel. Asam sitrat adalah pengawet alami dan juga memberi rasa asam.
Khamir
(ragi) adalah mikrooorganisme yang melakukan fementasi juice buah menjadi wine.
Khamir yang umum digunakan dalam fermentasi adalah Saccharomyces sp.
Khamir ini akan mengubah gula menjadi alkohol dan CO2. Dalam
perombakan ini diperlukan pula nutrien yang mendukung pertumbuhan khamir, jika
tidak tersedia pada bahan baku. Bahan yang umum dtambahkan adalah amonium
fosfat sebagai sumber nitrogen.
Jika
proses fermentasi telah selesai, maka dilakukan proses penjernihan. Dalam
proses penjernihan umumnya ditambahan tannin. Tannin akan membantu pembentukan
flavor. Proses penambahan tannin ini disebut aging karena setelah ditambahkan wine dibiarkan beberapa lama
(dapat sampai berbulan-bulan).
Tannin
umumnya ditambahkan pada pembuatan red wine. Red wine dibuat dari anggur hitam
dan kulitnya tidak dipisahkan dalam proses pembuatannya. Tannin terdapat pada
kulit buah, tangkai dan biji.
Tannin
adalah substansi dalam wine yang menyebabkan pengeratan, seperti rasa kering di
dalam mulut anda. Zat ini diekstrak dari kulit, biji, dan batang anggur, jadi
red wine akan mengandung lebih banyak tannin daripada white wine.
White
wine akan memeperoleh sebagian zat tannin jika untuk proses fermentasi dan pematangan
digunakan barel-barel dari kayu oak. Cobalah memakan kulit anggur atau minumlah
teh kental atau tanpa gula untuk merasakan seperti apa rasa dari zat tannin di
mulut Anda.
Berdasarkan
hukum yang berlaku, semua wine yang diproduksi di Amerika akan mencantumkan
keterangan “Mengandung Sulfida” pada labelnya. Hal ini disebabkan karena
terdapat sedikit persentase dari penderita penyakit asma bisa memiliki tingkat
sensitivitas yang ekstrem terhadap zat ini.
Sulfida
atau Sulfurdioksida adalah senyawa yang terbentuk secara alami selama proses
fermentasi. Bahkan terkadang, produsen wine akan menambahkan sedikit zat ini
sebagai antibakterial dan pengawet. White wine memiliki kandungan sulfida yang
lebih besar, karena wine ini membutuhkan lebih banyak perlindungan.
- b. Alat yang Digunakan
Alat
utama yang dibutuhkan adalah fermentor. Fermentor dapat berukuran besar atau
kecil tergantung kebutuhan. Umumnya fermentor dengan mulut kecil atau dapat
ditutup dan ada saluran tempat keluarnya CO2.
Saluran
ini diperlukan karena fermentasi berlangsung secara anaerob dan jika tidak ada
saluran pengeluaran gas, maka gas akan terperangkap di dalam fermentor dan
dapat meningkatkan tekanan sehingga mematikan khamir di dalamnya atau jika
wadah tidak kuat maka isi akan tumpah karena penutup terbuka ada wadah yang
pecah. Fermentor harus mudah dibersihkan dan terhindarkan dari kontaminasi.
Hidrometer
diperlukan jika kita benar-benar akan membuat wine terutama untuk perdagangan.
Hidrometer digunakan untuk mengukur berat jenis, potensial gula dan alkohol).
- c. Proses Fermentasi
Fermentasi
wine adalah proses dimana juice anggur bersama-sama dengan bahan yang lain yang
diubah secara reaksi biokimia oleh khamir dan menghasilkan wine. Bahan untuk
proses fermentasi adalah gula ditambah khamir yang akan menghasilkan alkohol
dan CO2. CO2 akan dilepaskan dari campuran wine menuju
udara dan alkohol akan tetap tinggal di fermentor.
Jika
semua gula buah sudah diubah menjadi alkohol atau alkohol telan mencapai
sekitar 15% biasanya fermentasi telah selesai atau dihentikan. Selama
fermentasi sering ditambahkan nitrogen dan mikro nutrien guna mencegah produksi
gas H2S. Jika gas ini muncul akan menyebabkan bau yang tidak enak.
Selama
fermentasi, cairan yang dihasilkan disebut “must”. Guna mencegah tumbuhnya
bakteri pada must maka dilakukan pengadukan. Must mulai bergelembung pada jam
ke 8 – 20. Tahap awal proses fermentasi ini pada red wine adalah 5 – 10 hari,
white wine 10 – 15 hari. Setelah tahap awal ini dilanjutkan tahap kedua.
Dalam
tahap kedua fermentasi, wine dipindahkan ke fermentor yang tidak boleh adanya
oksigen masuk. Pada tahap ini akan dihasilkan alkohol dalam kadar yang lebih
tinggi. Tergantung dari bahan yang digunakan, wine dapat berasa lebih manis
atau alkohol dan ini akan mempengaruhi pada harga di pasar.
Anda
mungkin tahu bahwa ada anggur hijau dan anggur hitam. Dan jenis anggur yang
berbeda, digunakan untuk membuat wine yang berbeda pula. Yang mungkin Anda
belum tahu adalah hampir seluruh juice anggur (bahkan yang diproduksi dari
anggur hitam) pada dasarnya memiliki tekstur antara tidak berwarna sampai
berwarna keemasan.
Cara
wine memperoleh warnanya adalah dengan membiarkan kulit buah anggur terendam
dalam juice selama proses fermentasi. Sesungguhnya anda dapat membuat white
wine dari anggur hitam dengan cara memisahkan kulit anggur dari juice-nya.
Champagne merupakan salah satu contoh yang paling populer.
Jika
kulit anggur dibiarkan dalam wine dalam waktu yang singkat, maka akan
dihasilkan rose wine. Jika dibiarkan dalam waktu yang cukup lama, maka hasilnya
adalah red wine.
Meskipun
hanya menggunakan sedikit bahan baku, ada banyak hal yang mempengaruhi cita
rasa wine. Pertama-tama, ada begitu banyak jenis anggur. Setiap jenis anggur
akan memproduksi rasa, aroma, dan bahkan tekstur yang berbeda. Selain itu,
kondisi tanah dan cuaca dimana anggur tersebut tumbuh amat sangat mempengaruhi
variabel-variabel tersebut.
Tidak
hanya itu, si pembuat wine dapat mengendalikan banyak hal melalui cara
pembuatan, temperatur, dan jenis ragi yang digunakan untuk proses fermentasi.
Variabel lain seperti fermentasi atau penyimpanan wine dalam barel-barel kayu
oak juga mempengaruhi rasa dari wine yang dihasilkan. Selamat mencoba.
Anda
tertarik belajar membuat anggur (wine)
atau fruit wine (wine dari
buah-buahan non anggur) yang enak rasanya dan menyegarkan badan saat
dikonsumsi, silakan menghubungi Akpar Majapahit, Jl Raya Jemursari No. 244
Surabaya, Telp. (031) 8433224-25, 8480821-22, sekarang juga. (ahn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar